Suatu hari ketika kita berjanji untuk bertemu, kamu
telah datang satu jam sebelum saya menatap mukamu. Saya lihat rautmu begitu
kusut, seperti habis kesiangan dari bangun tidur siang. Sementara
mata temanmu masih terjaga bermain gadget-nya.
“Kau
terlambat lagi. Bagaimana? Pergi sekarang?” katamu dengan mata sayu.
Saya
hanya diam berdiri di ambang pintu. Masih memandangmu tiduran di sebuah pojok
ruangan.
“Dia
habis tidur, Fa. Katanya, kelamaan menunggumu.” Kata temanmu yang masih
tenggelam dalam dunia mayanya.
Saya
hanya bisa meminta maaf. Tersenyum, semanis
mungkin.
**
Sore tadi, saya datang terlambat ke ruang kuliah. Mestinya
saya berada di ruangan sebelum pukul 15.30 WIB. Tetapi saya datang lebih dari
itu. Perasaan saya, waktu belumlah sampai 15 menit dari masa perkuliahan masuk.
Saya masuki pintu, dan duduk di pojok kanan depan, persis di dekat teman
laki-laki yang saya panggil dengan sebutan Pal. Pada sesi diskusi sore itu,
sebelah saya bertanya kepada pemakalah. Sialnya, sehabis dia bicara di kelas,
saya langsung menjawab pertanyaannya secara pribadi. Sial. Harusnya saya tidak
melakukannya. Saya tahu itu. Kami asyik berdiskusi, tentu saja masih tentang
tema perkuliahan saat itu.
“Hei,
Farikh. Ternyata kamu di situ.” Kata dosen tiba-tiba. Saya hanya memandangnya
dan tersenyum biasa.
Tidak
lama kemudian, kami melanjutkan pembicaraan kembali. Dosen itu berdehem, terbatuk-batuk,
dan memandang kami.
“Kalian
berdua ini mestinya dipisahkan. Duduklah di sini, Farikh.” Kata dosen itu
sambil menunjukkan bangku yang masih kosong di depannya. Saya membawa buku
catatan dan buku erudit yang baru dipinjam dari perpustakaan.
“Bye..
bye..” ucapku kepada teman saya sambil melambaikan tangan seperti akan
berpisah.
“Kamu
tadi telat ya Farikh? Ngobrolin apa sama sampingmu?” dosen itu masih
memperhatikan saya.
**
Percayalah!
Saya tidak pernah terlambat memasuki ruangan kuliahnya pak Kholil Lur Rochman!
Andaikata,
ke depannya saya merasa terlambat, saya tidak akan mau membuka pintu kelas,
lalu hanya sebuah kalimat meluncur dari mulit dosen itu, “Anda saya bebaskan
pergi jalan-jalan kemana saja, yang penting tidak di kelas ini.”
Kamu
mesti percaya bahwa saya juga bisa tepat waktu, sayang…
**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar