JOURNAL OF SOLITUDE

Solitude is my idea, to meet God

Kamis, 12 Desember 2013

MENULIS KARYA ILMIAH DAN KARYA ILMIAH POPULER



 

            Menulis adalah suatu kegiatan meletakkan (mengatur) simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa, sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis juga dapat dipandang sebagai upaya untuk merekam ucapan manusia menjadi bahasa baru, yakni bahasa tulisan. (Lado:1964, dalam Zubad Nurul Yakin, hlm.140) dengan menulis maka informasi yang didapat dapat disalurkan kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
            Ada tiga bentuk tulisan, yaitu prosa, karya tulis ilmiah, dan karya tulis populer. Ketiganya tersebut harus bisa dilakukan oleh mahasiswa. Adapun di dalam makalah ini akan membahas tentang menulis karya tulis ilmiah dan karya tulis ilmiah populer.
A.    MENULIS KARYA ILMIAH
1.      Hakikat dan Kreatifitas Menulis bagi Mahasiswa
Menurut Abdul Wachid BS. dalam bukunya yang berjudul Kemahiran Bahasa Indonesia menyatakan bahwa hakikat menulis karya ilmiah mahasiswa adalah sebagai berikut:
a.       Menyadari bahwa hal yang akan dilakukan, yaitu menulis karya ilmiah sebagai rangkaian kegiatan kreatif yang panjang, yang jelas membutuhkan tenaga dan modal, konsentrasi, dan motifasi yang kuat, bahkan dana.
b.      Aktivitas pertama mahasiswa dalam menulis karya ilmiah adalah melakukan observasi secara intens mengenai kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.
c.       Menulis karya ilmiah menuntut mahasiswa menggunakan ilmu pengetahuan sebagai cara pandang dalam mempersepsi masalah. Dalam hal ini, mahasiswa sudah memiliki landasan karena setiap mahasiswa sudah masuk dalam perjurusan bidang keilmuan tertentu.
d.      Penulisan karya ilmiah didasarkan pada dasar metodologi tertentu, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif yaitu datanya berupa peristiwa yang dibahaskan dalam kata dan kalimat yang dianalisis secara deskriptif-interpretatif. Metodologi kuantitatif yaitu datanya berupa angka-angka yang dianalisis secara kuantitatif dengan teknik, cara, dan model tertentu. Selain menggunakan metode, juga harus menggunakan sistematika, yang meliputi:
1)      Pendahuluan yang didalamnya berisi sub: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat.
2)      Landasan teori yang di dalamnya berisi penelitian-penelitian yang relevan dan teori-teori sebagai penjelasan suatu konsep teori yang digunakan dalam penulisan.
3)      Metode penelitian yang digunakan, yang meliputi: objek dan sumber penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pendekatan. Teknik analisis data, dan langkah kerja penelitian.
4)      Hasil analisis dan pembahasan yang ada di dalamnya berisi penyajian data dan analisis data, pembahasan, temuan penelitian, simpulan, saran, san rekomendasi.
e.       Penggunaan bahasa yang terukur, lugas, denotatif dan efektif. Ciri-ciri bahasa penelitian dapat dilihat dari:
1)      Benar dalam penggunaan ejaan, yang meliputi benar dalam penggunaan tanda baca, penulisan huruf, penuisan angka, dan lainnya.
2)      Benar dalam penulisan kata, yang meliputi benar dalam penulisan kata dasar, kata depan, awalan, akhiran, partikel, dan sebagainya.
3)      Tepat dalam penentuan diksi, yaitu diksi harus sesuai, diksi harus tepat, dan diksi harus benar.
4)      Penggunaan kalimat yang efektif.
5)      Penyusunan paragraf yang memiliki kepaduan, kesatuan,  dan koherensi.
2.      Pengertian dan Karakteristik Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah hasil kreatifitas menulis mengenai suatu masalah yang bersumber dari fakta atau fenomena, yang ditinjau dengan menggunakan perspektif ilmu pengetahuan dan metodologi tertentu dengan penulisan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Dari pengertian ini, dapat diidentifikasikan bahwa karakteristik menulis karya tulis ilmiah adalah:
a.       Rangkaian kreatifitas ilmiah yang dimulai dengan menentukan masalah, identifikasi masalah, pengumpulan data dengan prosedur penelitian, analisis data dengan pendekatan teori yang digunakan, sampai pada penyimpulan hasil.
b.      Membahas suatu persoalan yang bersumber dari fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat.
c.       Menggunakan sudut pandang disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
d.      Menggunakan pendekatan dan metode-metode ilmiah tertentu yag sesuai dengan kaidah ilmiah.
e.       Disampaikan secara objektif, sistematis, dan menggunakan bahasa ilmiah yang benar.
3.      Jenis Karya Ilmiah dalam Bidang Akademik
a.       Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-empirik ditulis berdasarkan sudut pandang ilmu pengetahuan dan metode tertentu, disampaikan dengan bahasa yang baik dan benar.
b.      Kertas Kerja (Paper)
Secara substansi, kertas kerja sama dengan makalah, yakni karya ilmiah yang membahas suatu masalah secara empiris objektif dengan dasar ilmu pengetahuan dan metode tertentu. Dibanding dengan makalah, kertas kerja memiliki tingkat analisis yang lebih mendalam karena kertas kerja ditulis untuk disajikan suatu seminar atau lokakarya.
c.       Skripsi
Pengertian skripsi sama dengan karya tulis ilmiah lainnya. Ciri utamanya, skripsi menampilkan permasalahan, landasan teori, dan metodologi yang secara eksplisit ditulis secara sistematis. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan sesuai dengan kepakaran dosen dalam fokus penulisan skripsi mahasiswa.
d.      Tesis
Dilihat dari komposisi dan bentuk penulisan, tesis dapat dikatakan sama dengan skripsi. Namun, dari aspek isi dan substansinya, tesis lebih mendalam dan komprehensif dari pada skripsi, karena disusun oleh mahasiswa pascasarjana guna memperoleh gelar magister atau master.
e.       Disertasi
Karya ilmiah yang lebih mendalam dari aspek pembahasan dan analisisnya adalah disertasi, jika dibandingkan dengan tesis dan skripsi, karena disertasi ditulis untuk memperoleh gelar doktor sebagai janjang tertinggi dalam pendidikan.
4.      Cara dan Langkah Kretif dalam Menulis Karya Ilmiah: Studi Kasus Makalah
Makalah adalah salah satu dari karya tulis ilmiah. Adapun ciri-ciri makalah adalah:
a.       Membahas suatu permasalahan.
b.      Menggunakan dasar atau sudut pandang ilmu pengetahuan tertentu.
c.       Menggunakan metode penelitian dan penulisan.
d.      Ditulis dengan bahasa yang benar.
Dengan karakteristik ini maka proses kreatif yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a.       Membahas Permasalahan
Menentukan Permasalahan
Menurut Suwiro N.S. dalam antologi bukunya yang berjudul Creative Writing halaman 118, masalah adalah kesenjangan antara yang seharusnya (idealnya) dengan yang senyatanya (realitanya), atau kesenjangan antara Das Sollen dengan Das Sein. Setiap hari, kita melihat kejadian sebagai fenomena, dan kita bisa menilai dengan pengetahuan. Misalnya, kita menjumpai banyaknya pengemis dan orang miskin yang berlalu lalang dan hidup di sekeliling kita, padahal kita hidup di negeri yang sangat subur dan kaya raya sumber daya alamnya. Dalam sumber daya alam yang melimpah, tetapi masih banyak orang miskin, ini berarti ada masalah.
Memfokuskan Permasalahan
Jika masalah sudah ditentukan, maka hal yang harus dilakukan adalah memfokuskan masalah agar makalah yang ditulis tidak terlalu luas cakupannya. Cakupan masalah yang terlalu luas akan sulit untuk membahasnya. Misalnya, jika masalah terkait dengan “manusia sempurna”, maka fokus manusia sempurna bisa ditinjau dari aspek psikologi, agama, pendidikan, sosiologi, dan sebagainya.
Menuliskan permasalahan
Dari fokus pembahasan inilah, penulisan permasalahan penulisan dalam latar belakang permasalahan bisa dilakukan secara fokus. Dalam menuliskan latar belakang masalah ini, hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan alasan mengangkat permasalahan tersebut dan alasan pentingnya memfokuskan permasalahn dengan bidang kajian yang sudah ditentukan. Jawaban atas pertanyaan inilah yang harus dituangkan dalam latar belakang masalah.
Merumuskan Permasalahan
Setelah menuliskan masalah, langkah selanjutnnya adalah merumuskan masalah, yaitu dengan membuat beberapa pertanyaan yang akan dibahas di bab pembahasan.
b.      Kerangka Teori
Kerangka teori digunakan untuk membahas fenomena yang menjadi permasalahan. Kerangka teori yang dijelaskan didasarkan pada konesep-konsep yang ada dalam judul makalah. Kerangka teori hakikatnya merupakan teori-teori sebagai seperangkat konsep yang sudah teruji kebenarannya, yang digunakan dalam penulisan makalah sebagai landasan dan alat untuk menguraikan dan membahas persoalan.
c.       Metode Penelitian dan Penulisan
Metode penelitian terkait dengan langkah-langkah yang akan dilakukan mahasiswa dalam menentukan subjek dan objek yang akan diteliti; data dan sumber datanya; teknik pengumpulan datanya; pendekatan yang digunakan; teknik analisis data; dan langkah kerja penelitiannya. Adapun metode penulisan berkaitan dengan cara-cara dan teknik ilmiah yang harus dilakukan mahasiswa dalam melakukan karya tulis ilmiah.
d.      Analisis dan Pembahasan
Dalam analisis dan pembahasan ini, yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa adalah kerangka teori yang digunakan dan fenomena atau permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis. Oleh karena itu, analisis dan pembahasan ini adalah menganalisis fenomena sebagai permasalahan dengan kerangka teori yang digunakan sehingga bisa menjadi pijakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah dirumuskan dalam latar belakang masalah.
e.       Simpulan
Dalam penulisan makalah, simpulan sebenarnya cukup dengan simpulan hasil, yaitu menyimpulkan dengan singkat mengenai hasil temuan yang diperoleh dalam pembahasan. Penyimpulan hasil permasalahan ini harus sesuai dengan rumusan masalahnya. Selain simpulan, sering juga mahasiswa memberi sub bab lainnya, yaitu saran. Saran dalam kesimpulan berisi tentang penunjukkan atas masih adanya kajian lain yang mungkin dilakkukan untuk melengkapi hasil penelitian dan penulisan.
f.       Daftar Pustaka
Setiap pengutipan yang sudah dilakukan, baik langsung maupun tidak langsung harus menyebutkan sumber referensinya.
g.      Penulisan dalam Bahasa yang Baik dan Benar
Dalam latar belakang masalah, kerangka teori, metode penelitian dan penulisan, analisis dan pembahasan, simpulan dan saran, sampai penulisan dafar pustaka, semuanya harus menggunakan bahasa yang benar, yaitu sesuai dengan kaidah kebahasaan ilmiah.
5.      Menulis Karya Tulis Ilmiah: Makalah (lampiran 1)



B.     MENULIS KARYA ILMIAH POPULER
1.      Hakikat dan Kretivitas Menulis Karya Ilmiah Populer
Karya Ilmiah populer adalah karya yang memiliki karakteristik samadengan karya ilmiah, yaitu suat rangkaian kreativitas menulis yang dimulai dngan menentukan masalah, identifikasi masalah, pngumpulan data, analisis data dengan menggunakan pendekatan teori yang digunakan, sampai pada penyimpulan hasil. Jadi, hakikat dan kreatifitas pada karya ilmiah denan karya ilmiah populer adalah sama. Hanya saja dalam karya tulis populer membahas permasalahan yang sedang terkini, menggunakan sudut pandang penulis, mengunakan metode dan pendekatan sesuai dengan penulis, dan menggunakan bahasa yang populer.
2.      Pengertian dan Karakteristik Penulisan Karya Ilmiah Populer
      Karya ilmiah populer adalah hasil kreativitas menulis yang membahas suatu permasalahan yang bersumber dari fenomena yang menggejaa di masyarakat, ditulis dengan sudut pandang penulis dan disampaikan dengan bahasa yang populer, dipublikasikan pada media masa populer. Hal ini menegaskan bahwa karakteristik karya ilmiah populer adalah:
a.       Subjektivitas Penulis
            Karya ilmiah bersifat subjektif karena permasalahan yang dibahas diuraikan, dinilai, dan ditelaah berdasarkan pemahaman penulisnya. Pemahaman penulis meliputi asek keluasan ilmu pengetahuan, metode, dan pemahaman atas persoalan digunakan untuk melakukan deskripsi, argumentasi, kritisi, dan solusi as persoalan yng dibahas.
b.      Bahasa Populer
Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah populer adalah bahasa yang populer atau familiar, semua pembaca yang membaca bisa kangsung memahami isinya. Kenyataan ini menjadikan karya ilmiah populer terkesan impresif, komunikatif, luwes, dan seing memberdayakan aspek kesastraannya.
c.       Media Massa Populer
            Salah satu ciri-ciri karya ilmiah populer adalah media yag memuatnya. Dalam hal ini, karya ilmiah populer disampaikan oleh media masa yang populer juga.
3.      Janis Karya Ilmiah Populer di Media Massa
a.       Esai dalam Bentuk Resensi dan Analisis Teks
            Esai dalam bentuk esensi dan analisis teks merupakan resensi yang disajikan dengan ulasan secara komprehensif mengenai konten suatu buku.
b.      Esai dalam Bentuk Kritik
            Kritik juga memiliki kemiripan mengenai resensi dan analisis buku sastra. Bedanya, resensi dan analisis buku sastra lebih umum dalam menganalisis, sedangkan kritik lebih khusus pada buku. Kritik berkaitan dengan pengungkapan aspek nilai untuk menilai kekhasan, kelemahan, dan kelebihan suatu teks dan fenomena dari sudut pandang penulisnya.
c.       Esai Sastra Kontekstual
            Esai sastra kontekstual membahas relasi antara sastra dengan dunia di sekelilingnya. Esai ini membahas persoalan masyarakat yang sedang banyak diperincangkan dengan dunia kesastraan.
4.      Cara dan Langkah Kreatif dalam Menulis Karya Ilmiah Populer: Studi Kasus Menulis Esai
a.       Judul
Dalam penulisan esai di media massa mempunyai dua kecenderungan, yaitu formal dan nyastra. Judul formal adalah judul yang ditulis secara formal mengetengahkan dua aspek penting: objek formal dan objek material. Syarat yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam membua judul adalah
1)      Proporsional
Judul harus proporsional yaitu judul harus mewakili dan sesuai dengan isi.
2)      Provokatif
Judul harus provokatif yaitu judul harus bisa memprovokasi pembaca untuk penasaran, selanjutnya membaca esai sampai selesai.
3)      Menarik
Judul harus menarik tentu berujung pada provokasi, tetapi lebih dari itu, menarik ini menyangkut bisa diingatnya judul sampai kapanpun, bahkan menjadi khas milik seseorang.

b.      Bagian Pendahuluan
            Substansi pendahuluan adalah mengungkapkan persoalan, yaitu tentang pentingnya persoalan ini harus dibahas. Kekuatan bagian pendahuluan bertujuan untuk menarik pembaca agar merasa perlu membaca esai tersebut.
            Pengangkatan suatu masalah atau persoalan dalam esai menjadi menarik apabila persoalannya  dikontekstualisasikan dengan permasalahan yang sekarang yang sedang banyak diperbincangkan. Hal ini menjadi menarik karena media massa sebagai penampung esai selalu menginginkan tema-tema yang terbaru.
c.       Bagian Isi
Sekalipun dituliskan secara implisit, tetapi pada bagian isi dalam esai ini, hakikatnya sama dengan tulisan ilmiah, yaitu teori dan substansi. Teori sebagai perspektif yang digunakan dalam penulisan esai harus diungkapkan sekalipun tidak detail.  Sedangkan substansi terletak pada pembahasan pokok dalam penulisan esai, dalam karya ilmiah disebut juga dengan  pembahasan hasil penelitian.
d.      Bagian Penutup
Bagian penutup dalam penulisan esai sangat sederhana, hanya menyimpulkan hasil analisis dan saran saja. Teknik yang biasanya diungkapkan dalam bagian penutup tulisan esai adalah ungkapan terbuka yang menarik sebagai cara memberikan kesan dalam membaca esai.
5.      Menulis Karya Tulis Populer: Esai (lampiran 2)



Lampiran 1
AKHLAK KEPADA ALLAH:
BUKTI KEIMANAN SESEORANG
A.    LATAR BELAKANG
            Akhlak secara etimologi berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat atau kholqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi akhlak secara etimologi berarti perangai, adat ,tabiat ,atau sistem perilaku yang dibuat oleh manusia. Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik sehingga orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik. Hal ini dapat dibandingkan firman Allah dalam surah al-Qalam ayat 4 dan asy-Syuara ayat 137. (Zainudin Ali, 29)
            Akhlak pada diri manusia mempunyai empat bagian, yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada alam, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada masyarakat, dan akhlak kepada diri sendiri. Manusia yang berakhlak pastinya mengenal Tuhannya, yaitu Allah swt. Dengan berakhlak kepada Allah, maka berakhlak pula kepada diri sendiri, masyarakat, keluarga, dan alam.
            Relitanya, ada manusia yang berakhlak baik kepada Allah, tetapi kurang berakhlak baik pada manusia lainnya. Sebaliknya, ada pula manusia yang baik kepada sesama, tetapi tidak berakhlak atau bahkan tidak meyakini adanya Allah.

B.     PENGERTIAN AKHLAK KEPADA ALLAH
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik.
Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Dia menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang punggung dan tulang rusuk (QS. Al-Thariq, 86:5-7). Dalam ayat lain Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim), setelah itu ia menjadi segumpal darah, segumpal daging, di jadikan tulang dan dibalut dengan daging dan selanjutnya diberi roh (lihat QS. Al-Mu’minun:12-13). Dengan demikian sebagai yang di ciptakan sudah sepantasnya berterima kasih kepada yang menciptakannya.
Kedua, karena Allah-lah yang memberikan perlengkapan panca indra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia (lihat QS.An-Nahl:78).
Ketiga, karena Allah-lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang di perlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya (lihat QS. Al-Jatsiyah: 12-13).
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. (lihat QS. Al-Isra: 10). Namun demikian sungguh Allah telah memberikan berbagai kenikmatan terhadap manusia sebagaimana disebutkan di atas bukanlah menjadi alasan Allah perlu dihormati. Bagi Allah dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi kemuliaannya. Akan tetapi sebagaimana manusia sudah sewajarnya menunjukan sikap akhlak yang pas kepada Allah. (Abudin Nata, 145-151)
C.     MELAKUKAN KEWAJIBAN TERHADAP ALLAH
            Sebagai mukmin yang berakhlak, maka sudah menjadi keharusan untuk menjalankan kewajiban terhadap Allah. Kewajiban yang mesti dilakukan adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Selain kewajiban itu, ada juga hal-hal sunnah yang sepantasnya dilakukan pula. Adapun kewajiban-kewajiban mukmin terhadap Allah adalah sebagai berikut.
1.      Takut kepada Allah
      Hamba yang takut kepada Allah pasti akan selalu taat dengan apa yang diperintahkan Allah sebagai kewajiban mukmin. Akan tetapi hamba yang takut kepada-Nya adalah para ulama (orang yang mengetahui ilmu kebesaran dan kekuasaan Allah) saja, (lihat QS. Al-Fathir: 28)
2.      Raja’
      Raja’ berarti berharap kepada Allah. Berharap akan bertemu dengan Allah kelak. Dengan sifat Raja’ maka seorang hamba akan beribadah kepada Allah. Seperti apa yang Allah Firmankan dalam surat Al-Kahfi ayat 114, “Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
3.      Taubat
      Selain takut dan raja’ kepada Allah, seorang mukmin juga berkewajiban untuk bertaubat kepada Allah. Taubat berarti kembali kepada Allah. Kembali berserah diri kepada Allah, dan kembali dari hal-hal munkar menuju kebajikan. Dalam al-Qur’an Allah berfirman pada surat At-Tahrim ayat 8, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurnni-urninya, mudah-mudahan Tuhanmu menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai.”
4.      Tawadhu’ kepada Allah
      Sifat tawadu’ adalah merendahkan diri kepada Allah. Karena hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah tanpa daya, jika tanpa Allah. Hamba yang beriman, maka tidak menyombonngkan diri kepada Allah maupun sesamanya, karena sombong hanyalah milik Allah yang mempunyai segalanya.
5.      Tawakkal kepada Allah
      Tawakal artinya berserah diri kepada Allah. Segala permasalahan yang menimpa, sudah selayaknya diserahkan kepada Allah yang mengatur hidup manusia. Tidak hanya tawakal saja dalam menjalani hidup, tetapi juga disertai usaha atau ikhtiar.
6.      Ridho kepada Qodho dan Qodar Allah
      Dengan adamya ridho pada ketentuan Allah, maka hidup menjadi tenang dalam naungan Allah dan tidak berputus asa dari jalan Allah. Ridho berarti ikhlas dengan segala qodo dan qodar yang telah ditentukan Allah. Akan tetapi, jika ketentuan itu dapat dirubah oleh manusia, maka manusia harus berusaha. (Handono, 75-78)
D.    PERILAKU MANUSIA YANG BERAKHLAK KEPADA ALLAH
Manusia yang berakhlak kepada Allah maka dia akan selalu menjalankan segala perintah Allah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, bersedekah, dan sebagainya, serta menjauhi larangan-larangan Allah. Tidak hanya itu, manusia yang berakhlak kepada Allah maka dalam tiap napasnya akan terlantun dzikir yang selalu membasahi bibirnya.perilaku tersebut yaitu antara lain sebagai berikut.
1.      Bersyukur
Bersyukur adalah cermin manusia yang beriman kepada Allah. Cara bersyukur dengan lisan adalah dengan mengucap alhamdulillah. Sedangkan  bersyukur melalui perbuatan adalah dengan bersifat qona’ah, berbagi terhadap sesama, dan selalu meningkatkan iman pada diri manusia.
2.      Bertasbih
Bertasbih yaitu menyucikan Allah dengan kata-kata suhanalloh. Dengan selalu bertasbih maka manusia akan merasakan betapa sucinya Allah, dan betapa hebatnya Allah yang telah menciptakan alam semesta ini, serta hati akan menjadi tenang.
3.      Beristighfar
Istighfar berarti meminta ampun kepada Allah dengan mengucapkan astaghfirullahal ‘adzhim innahu kaana ghoffara. Selain beristighfar melalui ucapan, juga melalui perbuatan dengan cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu dan tidak mengulanginya, serta berbuat baik kepada Allah dan sesama.
E.     SIMPULAN
Berakhlak kepada Allah adalah suatu cermin manusia yang beriman kepada Allah. Selain beribadah kepada Allah, manusia yang berakhlak kepada Allah juga berakhlak pada sesamanya.
F.      DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hajjaj, Muhammad Fauqi. 2011. Tasawuf Islam dan Akhlak. Jakarta: Penerbit Amzah.
Handono, dkk. Buku Ajar Akhlak untuk Madrasah Aliyah Program Keagamaan Kelas XII.          
Nata, Abudin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.



PANDAI YES, ORGANISASI YES!!

            Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi manusia dalam hidup. Dari kewajiban itu, maka para orang tua menyekolahkan buah hatinya sejak dini, sampai dewasa. Antara lain adalah pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal yaitu pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal yaitu salah satu contohnya pondok pesantran, madrasah diniah, dan lain sebagainya.
            Di jenjang pendidikan baik formal maupun non formal, pastinya ada kegiatan ekstrakurikuler yang terorganisir. Selain di sekolah, ada juga di lingkup masyarakat dalam kegiatan organisasi lainnya, misalnya, karang taruna, ikatan remaja masjid, IPNU/IPPNU, IMM dan organisasi pemuda lainnya.
Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari mengikuti organisasi, meskipun tidak pernah dirasakan saat itu pula. Akan tetapi, banyak pelajar yang engan untuk berorganisasi. Para orang tuapun banyak yang melarang anaknnya untuk mengikuti organisasi di sekolah maupun di lingkungannya. Dengan alasan karena dengan organisasi maka pelajaran di sekolah akan terbengkalai. Pandangan seperti itu banyak ditemukan dalam mayarakat. Pendangan miring inilah yang membuat orang sukar untuk bergaul dalam hal yang positif.
Memang, ada tiga tipe orang yang memandang perjalanan hidupnya dalam hal pelajaran dan organisasi, yaitu pertama, mencari ilmu adalah berada di ruang kels dan pulang belajar dengan giat dengan harap akan memperoleh nilai tinggi di akhir semester. Kedua, yaitu mencari ilmu lebih condong pada organisasi yang ada, dengan harapan agar bisa menambah wawasan dan teman. Ketiga, yaitu orang yang suka dengan ilmu pelajaran di kelas, juga suka berorganisasi. Keadaan inilah yang disebut ideal.
Banyak saya menemukan teman yang enggan berorganisasi dan setelah jam di kelas selesai maka langsung pulang. Setelah saya tanya, ternyata dia berpendapat bahwa dengan berorganisasi maka takut akan nilai semesternya turun. Hal itu mungkin saja terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya. Karena, berdasarkan pengalaman saya berorganisasi sejak SMP, saya merasa ada seruan jiwa untuk tambah semangat dalam belajar. Dengan bergaul bersama teman yang mempunyai tujuan yang jelas, maka kita akan termotivasi untuk belajar, berwawasan lebih luas, banyak pengalaman, dan bisa saling tukar ilmu dalam suatu pelajaran. Hal ini sangat penting bagi kita yang mempunyai rasa kerja sama yang tinggi.
Selain memikirkan sebuah organisasi yang kita ikuti, alangkah baik pula kita selalu mementingkan tujuan utama menuntut ilmu, yaitu mendapat nilai yang baik bahkan cum laude. Menurut Sugembong dalam bukunya memberikan tips untuk menerapkan agar menjadi bintang, antara lain bahwa menjadi pandai itu mudah, mengingat pelajaran sepanjang masa, belajar bukan sekedar membaca, membuat catatan brilian, men-dial untuk mempermudah ingatan, dan mind map.
Pertama, menjadi pandai itu mudah dan hak bagi semua orang. Itu pernyataan yang sangat wajar tetapi sangat menggema di benak saya ketika pertama kali membaca ini. Memang itulah adanya. Pandai adalah hak semua orang dan tidak ada larangan bagi orang pandai. Jika disambungkan dengan berorganisasi, maka akan merasa bahwa pandai itu sangat mudah, yaitu dengan berorganisasi akan terasa persaingan itu sangat ketat, dan dengan itu maka akan terus belajar lebih giat lagi.
Kedua, mengingat pelajaran sepanjang masa. Yaitu dengan belajar bersama teman-teman yang lebih paham. Tidak hanya bekerja kelompok dengan teman sekelas saja, akan tetapi lebih mudah bila belajar bersama teman di luar kelasnya atau bahkan dengan kakak kelas. Hal ini dapat ditentukan dengan berorganisasi.
Selanjutnya adalah dengan membuat catatan brilian. Catatan kecil yang bisa dibawa kemana-mana dan dapat dibaca kapan saja. Dengan melakukan seperti ini, maka kita akan belajar kapan saja dan dimana saja. Besar kemungkinan, kita akan membaca catatan brilian itu ketika sedang menunggu rapat organisasi, dan sebagainya.
Dengan melakukan seperti ini, maka kita akan merasa punya jaringan di luar yang menguntungkan, juga bisa menjadi bintang di kelas. Jadi tidak ada rugi dan salahnya jika kita menjadi aktivis di organisasi sekolah maupun masyarakat. Tetapi jika merasa enggan untuk berorganisasi karena demi mempertahankan niai bintang di sekolahnya, hal itu adalah sebuah pilihan anda yang menentukan arah hidup anda.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hajjaj, Muhammad Fauqi. 2011. Tasawuf Islam dan Akhlak. Jakarta: Penerbit Amzah.
Handono, dkk. Buku Ajar Akhlak untuk Madrasah Aliyah Program Keagamaan Kelas XII.          
Nata, Abudin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nurul Yakin, M Zubad. 2009. Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia.
            Malang: UIN Malang Press.
Sugembong. 2009. Menjadi Bintang di Sekolah. Jakarta:PT Eleks Media Komputindo.
Wachid, Abdul, Heru Kurniawan. 2013. Kemahiran Bahasa Indonesia. Banyumas: Kaldera
Wachid, Abdul, dkk. 2013. Creative Writing. 2012. Purwokerto: STAIN Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar