Menulis adalah suatu
kegiatan meletakkan (mengatur) simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman
suatu bahasa, sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis itu
sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis juga dapat
dipandang sebagai upaya untuk merekam ucapan manusia menjadi bahasa baru, yakni
bahasa tulisan. (Lado:1964, dalam Zubad Nurul Yakin, hlm.140) dengan menulis
maka informasi yang didapat dapat disalurkan kepada orang lain dalam bentuk
tulisan.
Ada tiga bentuk tulisan,
yaitu prosa, karya tulis ilmiah, dan karya tulis populer. Ketiganya tersebut
harus bisa dilakukan oleh mahasiswa. Adapun di dalam makalah ini akan membahas
tentang menulis karya tulis ilmiah dan karya tulis ilmiah populer.
A. MENULIS KARYA ILMIAH
1. Hakikat dan Kreatifitas Menulis bagi Mahasiswa
Menurut Abdul Wachid BS. dalam bukunya yang
berjudul Kemahiran Bahasa Indonesia menyatakan bahwa hakikat menulis karya
ilmiah mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. Menyadari bahwa hal yang akan dilakukan, yaitu menulis karya ilmiah sebagai
rangkaian kegiatan kreatif yang panjang, yang jelas membutuhkan tenaga dan
modal, konsentrasi, dan motifasi yang kuat, bahkan dana.
b. Aktivitas pertama mahasiswa dalam menulis karya ilmiah adalah melakukan
observasi secara intens mengenai kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di
masyarakat.
c. Menulis karya ilmiah menuntut mahasiswa menggunakan ilmu pengetahuan
sebagai cara pandang dalam mempersepsi masalah. Dalam hal ini, mahasiswa sudah
memiliki landasan karena setiap mahasiswa sudah masuk dalam perjurusan bidang
keilmuan tertentu.
d. Penulisan karya ilmiah didasarkan pada dasar metodologi tertentu, yaitu
metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif yaitu datanya berupa
peristiwa yang dibahaskan dalam kata dan kalimat yang dianalisis secara
deskriptif-interpretatif. Metodologi kuantitatif yaitu datanya berupa
angka-angka yang dianalisis secara kuantitatif dengan teknik, cara, dan model
tertentu. Selain menggunakan metode, juga harus menggunakan sistematika, yang
meliputi:
1) Pendahuluan yang didalamnya berisi sub: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat.
2) Landasan teori yang di dalamnya berisi penelitian-penelitian yang relevan
dan teori-teori sebagai penjelasan suatu konsep teori yang digunakan dalam
penulisan.
3) Metode penelitian yang digunakan, yang meliputi: objek dan sumber
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pendekatan. Teknik analisis
data, dan langkah kerja penelitian.
4) Hasil analisis dan pembahasan yang ada di dalamnya berisi penyajian data
dan analisis data, pembahasan, temuan penelitian, simpulan, saran, san
rekomendasi.
e. Penggunaan bahasa yang terukur, lugas, denotatif dan efektif. Ciri-ciri
bahasa penelitian dapat dilihat dari:
1) Benar dalam penggunaan ejaan, yang meliputi benar dalam penggunaan tanda
baca, penulisan huruf, penuisan angka, dan lainnya.
2) Benar dalam penulisan kata, yang meliputi benar dalam penulisan kata dasar,
kata depan, awalan, akhiran, partikel, dan sebagainya.
3) Tepat dalam penentuan diksi, yaitu diksi harus sesuai, diksi harus tepat,
dan diksi harus benar.
4) Penggunaan kalimat yang efektif.
5) Penyusunan paragraf yang memiliki kepaduan, kesatuan, dan koherensi.
2. Pengertian dan Karakteristik Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah hasil kreatifitas menulis mengenai suatu masalah yang
bersumber dari fakta atau fenomena, yang ditinjau dengan menggunakan perspektif
ilmu pengetahuan dan metodologi tertentu dengan penulisan menggunakan bahasa
yang baik dan benar.
Dari pengertian ini, dapat diidentifikasikan bahwa karakteristik menulis
karya tulis ilmiah adalah:
a. Rangkaian kreatifitas ilmiah yang dimulai dengan menentukan masalah,
identifikasi masalah, pengumpulan data dengan prosedur penelitian, analisis
data dengan pendekatan teori yang digunakan, sampai pada penyimpulan hasil.
b. Membahas suatu persoalan yang bersumber dari fenomena-fenomena yang terjadi
di masyarakat.
c. Menggunakan sudut pandang disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
d. Menggunakan pendekatan dan metode-metode ilmiah tertentu yag sesuai dengan
kaidah ilmiah.
e. Disampaikan secara objektif, sistematis, dan menggunakan bahasa ilmiah yang
benar.
3. Jenis Karya Ilmiah dalam Bidang Akademik
a. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-empirik
ditulis berdasarkan sudut pandang ilmu pengetahuan dan metode tertentu,
disampaikan dengan bahasa yang baik dan benar.
b. Kertas Kerja (Paper)
Secara substansi, kertas kerja sama dengan
makalah, yakni karya ilmiah yang membahas suatu masalah secara empiris objektif
dengan dasar ilmu pengetahuan dan metode tertentu. Dibanding dengan makalah,
kertas kerja memiliki tingkat analisis yang lebih mendalam karena kertas kerja
ditulis untuk disajikan suatu seminar atau lokakarya.
c. Skripsi
Pengertian skripsi sama dengan karya tulis ilmiah lainnya. Ciri utamanya,
skripsi menampilkan permasalahan, landasan teori, dan metodologi yang secara
eksplisit ditulis secara sistematis. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa akan
dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan skripsi, mahasiswa
akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan skripsi,
mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam penulisan
skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan Dalam
penulisan skripsi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen yang telah ditentukan sesuai
dengan kepakaran dosen dalam fokus penulisan skripsi mahasiswa.
d. Tesis
Dilihat dari komposisi dan bentuk penulisan, tesis dapat dikatakan sama
dengan skripsi. Namun, dari aspek isi dan substansinya, tesis lebih mendalam
dan komprehensif dari pada skripsi, karena disusun oleh mahasiswa pascasarjana
guna memperoleh gelar magister atau master.
e. Disertasi
Karya ilmiah yang lebih mendalam dari aspek pembahasan dan analisisnya
adalah disertasi, jika dibandingkan dengan tesis dan skripsi, karena disertasi
ditulis untuk memperoleh gelar doktor sebagai janjang tertinggi dalam
pendidikan.
4. Cara dan Langkah Kretif dalam Menulis Karya Ilmiah: Studi Kasus Makalah
Makalah adalah salah satu dari karya tulis ilmiah. Adapun ciri-ciri makalah
adalah:
a. Membahas suatu permasalahan.
b. Menggunakan dasar atau sudut pandang ilmu pengetahuan tertentu.
c. Menggunakan metode penelitian dan penulisan.
d. Ditulis dengan bahasa yang benar.
Dengan karakteristik ini maka proses kreatif
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Membahas Permasalahan
Menentukan Permasalahan
Menurut Suwiro N.S. dalam antologi bukunya yang berjudul Creative Writing
halaman 118, masalah adalah kesenjangan antara yang seharusnya (idealnya)
dengan yang senyatanya (realitanya), atau kesenjangan antara Das Sollen dengan
Das Sein. Setiap hari, kita melihat kejadian sebagai fenomena, dan kita bisa
menilai dengan pengetahuan. Misalnya, kita menjumpai banyaknya pengemis dan
orang miskin yang berlalu lalang dan hidup di sekeliling kita, padahal kita
hidup di negeri yang sangat subur dan kaya raya sumber daya alamnya. Dalam
sumber daya alam yang melimpah, tetapi masih banyak orang miskin, ini berarti
ada masalah.
Memfokuskan Permasalahan
Jika masalah sudah ditentukan, maka hal yang harus dilakukan adalah
memfokuskan masalah agar makalah yang ditulis tidak terlalu luas cakupannya.
Cakupan masalah yang terlalu luas akan sulit untuk membahasnya. Misalnya, jika
masalah terkait dengan “manusia sempurna”, maka fokus manusia sempurna bisa
ditinjau dari aspek psikologi, agama, pendidikan, sosiologi, dan sebagainya.
Menuliskan permasalahan
Dari fokus pembahasan inilah, penulisan
permasalahan penulisan dalam latar belakang permasalahan bisa dilakukan secara
fokus. Dalam menuliskan latar belakang masalah ini, hal yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan alasan mengangkat permasalahan tersebut dan alasan pentingnya
memfokuskan permasalahn dengan bidang kajian yang sudah ditentukan. Jawaban
atas pertanyaan inilah yang harus dituangkan dalam latar belakang masalah.
Merumuskan Permasalahan
Setelah menuliskan masalah, langkah selanjutnnya adalah merumuskan masalah,
yaitu dengan membuat beberapa pertanyaan yang akan dibahas di bab pembahasan.
b. Kerangka Teori
Kerangka teori digunakan untuk membahas fenomena yang menjadi permasalahan.
Kerangka teori yang dijelaskan didasarkan pada konesep-konsep yang ada dalam
judul makalah. Kerangka teori hakikatnya merupakan teori-teori sebagai
seperangkat konsep yang sudah teruji kebenarannya, yang digunakan dalam
penulisan makalah sebagai landasan dan alat untuk menguraikan dan membahas
persoalan.
c. Metode Penelitian dan Penulisan
Metode penelitian terkait dengan langkah-langkah yang akan dilakukan
mahasiswa dalam menentukan subjek dan objek yang akan diteliti; data dan sumber
datanya; teknik pengumpulan datanya; pendekatan yang digunakan; teknik analisis
data; dan langkah kerja penelitiannya. Adapun metode penulisan berkaitan dengan
cara-cara dan teknik ilmiah yang harus dilakukan mahasiswa dalam melakukan
karya tulis ilmiah.
d. Analisis dan Pembahasan
Dalam analisis dan pembahasan ini, yang perlu diperhatikan
oleh mahasiswa adalah kerangka teori yang digunakan dan fenomena atau
permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis. Oleh karena itu, analisis dan
pembahasan ini adalah menganalisis fenomena sebagai permasalahan dengan
kerangka teori yang digunakan sehingga bisa menjadi pijakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sudah dirumuskan dalam latar belakang masalah.
e. Simpulan
Dalam penulisan makalah, simpulan sebenarnya
cukup dengan simpulan hasil, yaitu menyimpulkan dengan singkat mengenai hasil
temuan yang diperoleh dalam pembahasan. Penyimpulan hasil permasalahan ini
harus sesuai dengan rumusan masalahnya. Selain simpulan, sering juga mahasiswa
memberi sub bab lainnya, yaitu saran. Saran dalam kesimpulan berisi tentang penunjukkan
atas masih adanya kajian lain yang mungkin dilakkukan untuk melengkapi hasil
penelitian dan penulisan.
f. Daftar Pustaka
Setiap pengutipan yang sudah dilakukan, baik
langsung maupun tidak langsung harus menyebutkan sumber referensinya.
g. Penulisan dalam Bahasa yang Baik dan Benar
Dalam latar belakang masalah, kerangka teori,
metode penelitian dan penulisan, analisis dan pembahasan, simpulan dan saran,
sampai penulisan dafar pustaka, semuanya harus menggunakan bahasa yang benar,
yaitu sesuai dengan kaidah kebahasaan ilmiah.
5. Menulis Karya Tulis Ilmiah: Makalah (lampiran 1)
B. MENULIS KARYA ILMIAH POPULER
1. Hakikat dan Kretivitas Menulis Karya Ilmiah Populer
Karya Ilmiah populer adalah karya yang memiliki karakteristik samadengan
karya ilmiah, yaitu suat rangkaian kreativitas menulis yang dimulai dngan
menentukan masalah, identifikasi masalah, pngumpulan data, analisis data dengan
menggunakan pendekatan teori yang digunakan, sampai pada penyimpulan hasil.
Jadi, hakikat dan kreatifitas pada karya ilmiah denan karya ilmiah populer
adalah sama. Hanya saja dalam karya tulis populer membahas permasalahan yang
sedang terkini, menggunakan sudut pandang penulis, mengunakan metode dan
pendekatan sesuai dengan penulis, dan menggunakan bahasa yang populer.
2. Pengertian dan Karakteristik Penulisan Karya Ilmiah Populer
Karya
ilmiah populer adalah hasil kreativitas menulis yang membahas suatu
permasalahan yang bersumber dari fenomena yang menggejaa di masyarakat, ditulis
dengan sudut pandang penulis dan disampaikan dengan bahasa yang populer,
dipublikasikan pada media masa populer. Hal ini menegaskan bahwa karakteristik
karya ilmiah populer adalah:
a. Subjektivitas Penulis
Karya
ilmiah bersifat subjektif karena permasalahan yang dibahas diuraikan, dinilai,
dan ditelaah berdasarkan pemahaman penulisnya. Pemahaman penulis meliputi asek
keluasan ilmu pengetahuan, metode, dan pemahaman atas persoalan digunakan untuk
melakukan deskripsi, argumentasi, kritisi, dan solusi as persoalan yng dibahas.
b. Bahasa Populer
Bahasa yang digunakan dalam menulis karya
ilmiah populer adalah bahasa yang populer atau familiar, semua pembaca yang
membaca bisa kangsung memahami isinya. Kenyataan ini menjadikan karya ilmiah
populer terkesan impresif, komunikatif, luwes, dan seing memberdayakan aspek
kesastraannya.
c. Media Massa Populer
Salah
satu ciri-ciri karya ilmiah populer adalah media yag memuatnya. Dalam hal ini,
karya ilmiah populer disampaikan oleh media masa yang populer juga.
3. Janis Karya Ilmiah Populer di Media Massa
a. Esai dalam Bentuk Resensi dan Analisis Teks
Esai
dalam bentuk esensi dan analisis teks merupakan resensi yang disajikan dengan
ulasan secara komprehensif mengenai konten suatu buku.
b. Esai dalam Bentuk Kritik
Kritik
juga memiliki kemiripan mengenai resensi dan analisis buku sastra. Bedanya,
resensi dan analisis buku sastra lebih umum dalam menganalisis, sedangkan
kritik lebih khusus pada buku. Kritik berkaitan dengan pengungkapan aspek nilai
untuk menilai kekhasan, kelemahan, dan kelebihan suatu teks dan fenomena dari
sudut pandang penulisnya.
c. Esai Sastra Kontekstual
Esai
sastra kontekstual membahas relasi antara sastra dengan dunia di sekelilingnya.
Esai ini membahas persoalan masyarakat yang sedang banyak diperincangkan dengan
dunia kesastraan.
4. Cara dan Langkah Kreatif dalam Menulis Karya Ilmiah Populer: Studi Kasus
Menulis Esai
a. Judul
Dalam penulisan esai di media massa mempunyai
dua kecenderungan, yaitu formal dan nyastra. Judul formal adalah judul
yang ditulis secara formal mengetengahkan dua aspek penting: objek formal dan objek
material. Syarat yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam membua judul adalah
1) Proporsional
Judul harus proporsional yaitu judul harus
mewakili dan sesuai dengan isi.
2) Provokatif
Judul harus provokatif yaitu judul harus bisa
memprovokasi pembaca untuk penasaran, selanjutnya membaca esai sampai selesai.
3) Menarik
Judul harus menarik tentu berujung pada
provokasi, tetapi lebih dari itu, menarik ini menyangkut bisa diingatnya judul
sampai kapanpun, bahkan menjadi khas milik seseorang.
b. Bagian Pendahuluan
Substansi
pendahuluan adalah mengungkapkan persoalan, yaitu tentang pentingnya persoalan
ini harus dibahas. Kekuatan bagian pendahuluan bertujuan untuk menarik pembaca
agar merasa perlu membaca esai tersebut.
Pengangkatan
suatu masalah atau persoalan dalam esai menjadi menarik apabila
persoalannya dikontekstualisasikan
dengan permasalahan yang sekarang yang sedang banyak diperbincangkan. Hal ini
menjadi menarik karena media massa sebagai penampung esai selalu menginginkan
tema-tema yang terbaru.
c. Bagian Isi
Sekalipun dituliskan secara implisit, tetapi
pada bagian isi dalam esai ini, hakikatnya sama dengan tulisan ilmiah, yaitu
teori dan substansi. Teori sebagai perspektif yang digunakan dalam penulisan
esai harus diungkapkan sekalipun tidak detail.
Sedangkan substansi terletak pada pembahasan pokok dalam penulisan esai,
dalam karya ilmiah disebut juga dengan
pembahasan hasil penelitian.
d. Bagian Penutup
Bagian penutup dalam penulisan esai sangat
sederhana, hanya menyimpulkan hasil analisis dan saran saja. Teknik yang
biasanya diungkapkan dalam bagian penutup tulisan esai adalah ungkapan terbuka
yang menarik sebagai cara memberikan kesan dalam membaca esai.
5. Menulis Karya Tulis Populer: Esai (lampiran 2)
Lampiran 1
AKHLAK KEPADA ALLAH:
BUKTI KEIMANAN SESEORANG
A. LATAR BELAKANG
Akhlak secara etimologi berasal dari kata khalaqa
yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlak adalah kata yang
berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangai,
tabiat, adat atau kholqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi akhlak
secara etimologi berarti perangai, adat ,tabiat ,atau sistem perilaku yang
dibuat oleh manusia. Akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung
kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis
di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik sehingga orang yang
berakhlak berarti orang yang berakhlak baik. Hal ini dapat dibandingkan firman
Allah dalam surah al-Qalam ayat 4 dan asy-Syuara ayat 137. (Zainudin Ali, 29)
Akhlak pada diri manusia mempunyai
empat bagian, yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada alam, akhlak kepada
keluarga, akhlak kepada masyarakat, dan akhlak kepada diri sendiri. Manusia
yang berakhlak pastinya mengenal Tuhannya, yaitu Allah swt. Dengan berakhlak
kepada Allah, maka berakhlak pula kepada diri sendiri, masyarakat, keluarga,
dan alam.
Relitanya,
ada manusia yang berakhlak baik kepada Allah, tetapi kurang berakhlak baik pada
manusia lainnya. Sebaliknya, ada pula manusia yang baik kepada sesama, tetapi
tidak berakhlak atau bahkan tidak meyakini adanya Allah.
B.
PENGERTIAN AKHLAK KEPADA ALLAH
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan
sebagai khalik.
Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak
kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Dia
menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang
punggung dan tulang rusuk (QS. Al-Thariq, 86:5-7). Dalam ayat lain Allah
mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi
benih yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim), setelah itu ia menjadi
segumpal darah, segumpal daging, di jadikan tulang dan dibalut dengan daging
dan selanjutnya diberi roh (lihat QS. Al-Mu’minun:12-13). Dengan demikian sebagai yang di ciptakan sudah
sepantasnya berterima kasih kepada yang menciptakannya.
Kedua, karena Allah-lah yang memberikan perlengkapan
panca indra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari,
disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia (lihat
QS.An-Nahl:78).
Ketiga, karena Allah-lah yang menyediakan berbagai
bahan dan sarana yang di perlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti
bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan
sebagainya (lihat QS. Al-Jatsiyah: 12-13).
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia
dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. (lihat
QS. Al-Isra: 10). Namun demikian sungguh Allah telah memberikan
berbagai kenikmatan terhadap manusia sebagaimana disebutkan di atas bukanlah
menjadi alasan Allah perlu dihormati. Bagi Allah dihormati atau tidak, tidak
akan mengurangi kemuliaannya. Akan tetapi sebagaimana manusia sudah sewajarnya
menunjukan sikap akhlak yang pas kepada Allah. (Abudin Nata, 145-151)
C.
MELAKUKAN KEWAJIBAN TERHADAP ALLAH
Sebagai
mukmin yang berakhlak, maka sudah menjadi keharusan untuk menjalankan kewajiban
terhadap Allah. Kewajiban yang mesti dilakukan adalah menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangan Allah. Selain kewajiban itu, ada juga hal-hal sunnah
yang sepantasnya dilakukan pula. Adapun kewajiban-kewajiban mukmin terhadap
Allah adalah sebagai berikut.
1.
Takut kepada Allah
Hamba yang takut kepada Allah pasti akan
selalu taat dengan apa yang diperintahkan Allah sebagai kewajiban mukmin. Akan
tetapi hamba yang takut kepada-Nya adalah para ulama (orang yang mengetahui
ilmu kebesaran dan kekuasaan Allah) saja, (lihat QS. Al-Fathir: 28)
2.
Raja’
Raja’ berarti berharap kepada Allah.
Berharap akan bertemu dengan Allah kelak. Dengan sifat Raja’ maka seorang hamba
akan beribadah kepada Allah. Seperti apa yang Allah Firmankan dalam surat
Al-Kahfi ayat 114, “Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan
sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
3.
Taubat
Selain takut dan raja’ kepada Allah,
seorang mukmin juga berkewajiban untuk bertaubat kepada Allah. Taubat berarti
kembali kepada Allah. Kembali berserah diri kepada Allah, dan kembali dari
hal-hal munkar menuju kebajikan. Dalam al-Qur’an Allah berfirman pada surat
At-Tahrim ayat 8, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat yang semurnni-urninya, mudah-mudahan Tuhanmu menghapus
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai.”
4.
Tawadhu’ kepada Allah
Sifat tawadu’ adalah merendahkan diri
kepada Allah. Karena hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah tanpa daya,
jika tanpa Allah. Hamba yang beriman, maka tidak menyombonngkan diri kepada
Allah maupun sesamanya, karena sombong hanyalah milik Allah yang mempunyai
segalanya.
5.
Tawakkal kepada Allah
Tawakal artinya berserah diri kepada
Allah. Segala permasalahan yang menimpa, sudah selayaknya diserahkan kepada
Allah yang mengatur hidup manusia. Tidak hanya tawakal saja dalam menjalani hidup,
tetapi juga disertai usaha atau ikhtiar.
6.
Ridho kepada Qodho dan Qodar Allah
Dengan adamya ridho pada ketentuan Allah,
maka hidup menjadi tenang dalam naungan Allah dan tidak berputus asa dari jalan
Allah. Ridho berarti ikhlas dengan segala qodo dan qodar yang telah ditentukan
Allah. Akan tetapi, jika ketentuan itu dapat dirubah oleh manusia, maka manusia
harus berusaha. (Handono, 75-78)
D.
PERILAKU MANUSIA YANG BERAKHLAK KEPADA ALLAH
Manusia yang berakhlak kepada Allah maka dia akan selalu
menjalankan segala perintah Allah, seperti shalat, zakat, puasa, haji,
bersedekah, dan sebagainya, serta menjauhi larangan-larangan Allah. Tidak hanya
itu, manusia yang berakhlak kepada Allah maka dalam tiap napasnya akan
terlantun dzikir yang selalu membasahi bibirnya.perilaku tersebut yaitu antara
lain sebagai berikut.
1.
Bersyukur
Bersyukur
adalah cermin manusia yang beriman kepada Allah. Cara bersyukur dengan lisan
adalah dengan mengucap alhamdulillah. Sedangkan
bersyukur melalui perbuatan adalah dengan bersifat qona’ah, berbagi
terhadap sesama, dan selalu meningkatkan iman pada diri manusia.
2.
Bertasbih
Bertasbih
yaitu menyucikan Allah dengan kata-kata suhanalloh. Dengan selalu bertasbih
maka manusia akan merasakan betapa sucinya Allah, dan betapa hebatnya Allah
yang telah menciptakan alam semesta ini, serta hati akan menjadi tenang.
3.
Beristighfar
Istighfar
berarti meminta ampun kepada Allah dengan mengucapkan astaghfirullahal ‘adzhim
innahu kaana ghoffara. Selain beristighfar melalui ucapan, juga melalui
perbuatan dengan cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu dan tidak
mengulanginya, serta berbuat baik kepada Allah dan sesama.
E.
SIMPULAN
Berakhlak kepada Allah adalah suatu cermin manusia yang
beriman kepada Allah. Selain beribadah kepada Allah, manusia yang berakhlak
kepada Allah juga berakhlak pada sesamanya.
F.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2007. Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hajjaj, Muhammad Fauqi. 2011. Tasawuf Islam dan Akhlak.
Jakarta: Penerbit Amzah.
Handono, dkk. Buku Ajar Akhlak untuk
Madrasah Aliyah Program Keagamaan Kelas XII.
Nata, Abudin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
PANDAI YES, ORGANISASI YES!!
Menuntut ilmu adalah salah
satu kewajiban bagi manusia dalam hidup. Dari kewajiban itu, maka para orang tua
menyekolahkan buah hatinya sejak dini, sampai dewasa. Antara lain adalah
pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal yaitu pada jenjang TK, SD,
SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal yaitu salah
satu contohnya pondok pesantran, madrasah diniah, dan lain sebagainya.
Di jenjang pendidikan baik
formal maupun non formal, pastinya ada kegiatan ekstrakurikuler yang
terorganisir. Selain di sekolah, ada juga di lingkup masyarakat dalam kegiatan
organisasi lainnya, misalnya, karang taruna, ikatan remaja masjid, IPNU/IPPNU,
IMM dan organisasi pemuda lainnya.
Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari mengikuti
organisasi, meskipun tidak pernah dirasakan saat itu pula. Akan tetapi, banyak
pelajar yang engan untuk berorganisasi. Para orang tuapun banyak yang melarang
anaknnya untuk mengikuti organisasi di sekolah maupun di lingkungannya. Dengan
alasan karena dengan organisasi maka pelajaran di sekolah akan terbengkalai.
Pandangan seperti itu banyak ditemukan dalam mayarakat. Pendangan miring inilah
yang membuat orang sukar untuk bergaul dalam hal yang positif.
Memang, ada tiga tipe orang yang memandang perjalanan
hidupnya dalam hal pelajaran dan organisasi, yaitu pertama, mencari ilmu adalah
berada di ruang kels dan pulang belajar dengan giat dengan harap akan
memperoleh nilai tinggi di akhir semester. Kedua, yaitu mencari ilmu lebih
condong pada organisasi yang ada, dengan harapan agar bisa menambah wawasan dan
teman. Ketiga, yaitu orang yang suka dengan ilmu pelajaran di kelas, juga suka
berorganisasi. Keadaan inilah yang disebut ideal.
Banyak saya menemukan teman yang enggan berorganisasi dan
setelah jam di kelas selesai maka langsung pulang. Setelah saya tanya, ternyata
dia berpendapat bahwa dengan berorganisasi maka takut akan nilai semesternya
turun. Hal itu mungkin saja terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya.
Karena, berdasarkan pengalaman saya berorganisasi sejak SMP, saya merasa ada
seruan jiwa untuk tambah semangat dalam belajar. Dengan bergaul bersama teman
yang mempunyai tujuan yang jelas, maka kita akan termotivasi untuk belajar,
berwawasan lebih luas, banyak pengalaman, dan bisa saling tukar ilmu dalam
suatu pelajaran. Hal ini sangat penting bagi kita yang mempunyai rasa kerja
sama yang tinggi.
Selain memikirkan sebuah organisasi yang kita ikuti,
alangkah baik pula kita selalu mementingkan tujuan utama menuntut ilmu, yaitu
mendapat nilai yang baik bahkan cum laude. Menurut Sugembong dalam bukunya
memberikan tips untuk menerapkan agar menjadi bintang, antara lain bahwa menjadi
pandai itu mudah, mengingat pelajaran sepanjang masa, belajar bukan sekedar
membaca, membuat catatan brilian, men-dial untuk mempermudah ingatan, dan mind
map.
Pertama, menjadi pandai itu mudah dan hak bagi semua
orang. Itu pernyataan yang sangat wajar tetapi sangat menggema di benak saya
ketika pertama kali membaca ini. Memang itulah adanya. Pandai adalah hak semua
orang dan tidak ada larangan bagi orang pandai. Jika disambungkan dengan berorganisasi,
maka akan merasa bahwa pandai itu sangat mudah, yaitu dengan berorganisasi akan
terasa persaingan itu sangat ketat, dan dengan itu maka akan terus belajar
lebih giat lagi.
Kedua, mengingat pelajaran sepanjang masa. Yaitu dengan
belajar bersama teman-teman yang lebih paham. Tidak hanya bekerja kelompok
dengan teman sekelas saja, akan tetapi lebih mudah bila belajar bersama teman
di luar kelasnya atau bahkan dengan kakak kelas. Hal ini dapat ditentukan
dengan berorganisasi.
Selanjutnya adalah dengan membuat catatan brilian.
Catatan kecil yang bisa dibawa kemana-mana dan dapat dibaca kapan saja. Dengan
melakukan seperti ini, maka kita akan belajar kapan saja dan dimana saja. Besar
kemungkinan, kita akan membaca catatan brilian itu ketika sedang menunggu rapat
organisasi, dan sebagainya.
Dengan melakukan seperti ini, maka kita akan merasa punya
jaringan di luar yang menguntungkan, juga bisa menjadi bintang di kelas. Jadi
tidak ada rugi dan salahnya jika kita menjadi aktivis di organisasi sekolah
maupun masyarakat. Tetapi jika merasa enggan untuk berorganisasi karena demi
mempertahankan niai bintang di sekolahnya, hal itu adalah sebuah pilihan anda
yang menentukan arah hidup anda.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2007. Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hajjaj, Muhammad Fauqi. 2011. Tasawuf Islam dan Akhlak.
Jakarta: Penerbit Amzah.
Handono, dkk. Buku Ajar Akhlak untuk
Madrasah Aliyah Program Keagamaan Kelas XII.
Nata, Abudin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Nurul Yakin, M Zubad. 2009. Al-Qur’an
sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Malang:
UIN Malang Press.
Sugembong. 2009. Menjadi Bintang di Sekolah.
Jakarta:PT Eleks Media Komputindo.
Wachid, Abdul, Heru Kurniawan. 2013. Kemahiran
Bahasa Indonesia. Banyumas: Kaldera
Wachid, Abdul, dkk. 2013. Creative Writing.
2012. Purwokerto: STAIN Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar