Tuan dan nyonya, hari ini
saya izin untuk tidak bekerja seperti yang ditugaskan. Kemarin saya bertemu
dengan pacar saya, dan ia mengatakan bahwa saya terkena penyakit
Hippopotomonstrosesquippedaliophobia. Sekali itu saya membencinya. Tetapi saya tidak bisa menahan rasa
benci kepadanya. Saya bilang akan mengunjungi rumahnya, lewat telepon ia
berkata begini:
“Rumahku adalah kata-kata. Dindingnya dihiasi oleh
morfem dan partikel. Aku ingin kau merawat rumahku dengan gembira. Tetapi
bagaimana jika kau sendiri punya penyakit hippopotomonstrosesquippedaliophobia?
Kau masih mencintaiku, bukan? Kita bisa hidup bersama, menikmati pagi dengan
metafora, aroma diksi, lalu mabuk oleh kata-kata. Pekerjaan kita adalah merangkai
kata-kata, kita punguti huruf demi huruf, lalu kita bisa hidup dan dihidupi
kata-kata. Bagaimana?”
Hari ini saya akan berobat.
Saya akan pergi ke toko furnitur untuk membeli rak buku. Setelah itu saya akan
membeli buku-buku filsafat, spiritual, religi, psikologi, sastra, riset, kamus,
dan koran. Tuan
dan nyonya, jadi, bolehkah saya berlibur untuk hari ini saja?
Tiga bulan yang lalu saya bertemu dengan teman
sebangku saya ketika SMA. Ia mengajakku mampir ke rumahnya, dan saya
menurutinya. Saya diajarkan bagaimana cara menjadi perempuan yang baik. Ia
bilang, istri yang baik adalah yang bisa memasak dengan lezat. Saya percaya
saja, karena masakan ibuku juga rasanya lezat. Berbeda dengan masakan sayurku
yang berasa seperti kolak. Begitu legit. Malam itu saya bercerita kepada pacar
saya. Ia hanya bilang, “kau bisa membuat masakan yang lezat dengan resep ini,
sayang.” Ia menyodoriku buku stilistika. Aku tidak membacanya, sampai sekarang
buku itu entah kemana. Kemarin saya memasak sup ayam, dan rasanya juga masih
seperti kolak.
Tuan dan Nyonya, kira-kira dua bulan yang lalu saya
bertemu dengan sahabat SMP di sebuah pesta pernikahan. Saya merasa sangat
pangling kepadanya. Waktu bertemu, ia memakai kamisol. Entah harus saya bilang
cantik atau ayu. Ia pandai merias diri. Lagi-lagi, saya diajak untuk
mengunjungi rumahnya. Ia mengajari saya bagaimana menjadi perempuan. Katanya,
menjadi perempuan itu setidaknya bisa bersolek setiap hari. Sekali itu saya hanya
mengerutkan kening. Aduh, Nyonya, saya teringat dengan anda waktu itu. Nyonya
setiap hari terlihat sangat cantik. Lah saya, baru pertama memakai bedak saja,
mata saya tiba-tiba iritasi karena ketaburan bedak tadi. Ketika bertemu dengan
pacar saya, ia hanya bilang begini: “Kau adalah perempuan selamanya, sayang. Kau
mau terlihat lebih perempuan? Aku punya tipsnya.” Lalu ia memberiku buku
dongeng serial kancil. Saya sungguh makin tidak mengerti dengannya. Saya hanya
membukanya, ada gambar-gambar berwarna. Seperti kisah-kisah yang pernah saya
dengar dari ibu saya ketika sebelum tidur. Lagi-lagi buku itu entah dimana
keberadaannya.
Atau cerita saya sebulan yang
lalu, sebelum saya bekerja menjadi tukang kebun di rumah tuan dan nyonya. Saya
diusir dari kost karena sudah sebulan tidak membayar. Saya mengemis di rumah
pacar saya untuk tinggal beberapa hari. Kala itu saya sangat senang karena
diizinkan menghuni rumahnya. Rumahnya dirimbuni oleh lembaran-lembaran kertas,
tumpukan buku, dan berjubal rak buku. Saya mendapat tempat tidur di situ. Saya
rasa ruangan itu merebak bau asing bagi hidungku. Entah bau usang atau bau
kecoa. Setiap pagi pacar saya memberikan buku untuk dibaca. Entah sebab apa
pula, suatu hari saya pusing untuk memasuki rumah itu. Sudah dua kali saya
pingsan ketika mencium aroma ruangan.
Nyonya telah menyelamatkan
hidup saya. Setiap pagi saya hanya mencium aroma bunga. Sahabat saya adalah
floret dan putik-putik. Malam kemarin saya bermimpi, saya ditinggal pacar saya.
Rumahnya yang berisi
buku-buku ia jual dan akan dibangun salon kecantikan. Pagi itu saya
meneleponnya dan bercerita tentang mimpi saya. Ia menyatakan bahwa mimpi saya
adalah kebenaran niatannya. Ia bilang, ia ingin menjadikan saya sebagai
perempuan. Maka hari ini saya izin meninggalkan bunga-bunga.
*hippopotomonstrosesquippedaliophobia adalah phobia dengan
kata-kata panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar