JOURNAL OF SOLITUDE

Solitude is my idea, to meet God

Rabu, 13 Juli 2016

Dialog Imajinatif: Putus

Tulisan ini sangat tidak penting. Saya sarankan jangan dibaca. Tapi jika mata Anda memaksa untuk membacanya, itu terserah. Saya tidak bertanggung jawab atas kekecewaan Anda.

Akhir-akhir ini saya penat. Keinginan untuk bebas dari segala ikatan pun merayu saya. Begini saja: orang yang mengerti masa depan itu merasakan apa yang sedang ia tempati dan orang-orang yang ia temui adalah tepat baginya. Sementara saya tidak merasa cocok sejak awal. Iya, sejak awal. Tetapi kok keterusan, itu entah kenapa.
Aku      : aku minta maaf. Aku mau mundur di tengah jalan.
Han     : apa pertimbanganmu?
Aku      : aku tidak pernah bisa membagi sebuah pikiran, memecah sebuah kepastian. Aku mesti memilih antara dua kewajiban yang telah kubuat sendiri. Sebatang pohon bisa ditebang. Begitupun janji. Asal dibicarakan.
Han     : tidak boleh, fa.
Aku      : Putus adalah sebuah keputusan paling komitmen.
Han     : kau sedang apa? Sedang memikirkan apa? Sebuah penelitian dari LPPM, Skripsi, Peksimida, KKN, … Lalu apa? Menangis sendirian, delusi, rambut rontok, apa kau sakit? ……
Aku      : aku butuh waktu untuk mengerjakan itu semua. Biarkan aku sendiri.
Han     : kau ingin apa? Marmut yang imut, boneka yang beraneka, atau …
Aku      : sebab aku ingin sendiri. Itu saja.

Han     : setiap orang punya tanggungjawabnya masing-masing. Setiap tanggungjawab adalah kesunyian masing-masing. Setiap kesunyian perlu disandarkan kepada kekasih masing-masing. Sekarang, kau mau bilang apa?

purwokerto, 13/07/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar