JOURNAL OF SOLITUDE

Solitude is my idea, to meet God

Kamis, 13 November 2014

Sandekala



Mega memberi isyarat kepadaku
untuk memasuki rumah ibu
sebelum iblis mengetuk pintu-pintu
atau roh jahat menggeliat
atau hantu mengucapkan rindu-rindu
; Apakah kau percaya dengan isyarat mega itu?

“Masuklah, sandekala datang!” kata ibu
pintu langit membuka
aku menutup pintu dan jendela
tetapi dibaliknya sudah ada hantu
siap memburu

dan bayang hitam memandangiku
kukira ia ingin berkenalan
tetapi tubuh itu membesar
tetapi lama-lama mendekat
tetapi napasku tersekat
menutup mata
dan hatiku mencari-cari mantra
untuk mengusirnya

sehingga mantra berbunga azan
dan kutinggalkan tubuh hitam yang
lama-lama hilang

Aku berlindung kepada pemilik dua sandekala

lalu langit membuka pintu
mengaburkan kejora yang bercinta
bersama doa-doa
dan kubuka pintu rumah ibu
kudapati tubuh hitam yang kutanyakan;

“Sudah berapa nyawa yang kau makan malam ini?”

Purwokerto, agustus 2014

Aroma Teh-Melati



kudengar detik arloji berloncatan dari tanganmu
saat senja mulai luruh, tertiup aroma teh-melati

pertemuan ini, kau memesan sunyi
aku merapal mantra Lasswell:
            “who says what in with channel
            to whom with what effect?”
kau entah melafal apa

oi, aku berdiskusi dengan arlojimu
sambil memunguti sisa kenangan
sebelum kubaca doa bersama
secangkir teh-melati
dan kau entah membaca apa

aku membaca mantra
; kuleburkan bersama kabut aroma
ikut memesan sunyi
yang sempurna

Purwokerto, 27 Oktober 2014

*Puisi ini dimuat di Haluan Padang edisi 17012015