: doa tulus sang guru
Ya, engkau memulainya bersama embun yang
dikuntum pagi. Mengukir fajar dengan basmalah
melalui guratan cinta yang menggoda diantara
pohon-pohon. Selaksa doa menembus cakrawala
menggetarkan langit singgasana
engkau ukir nama kami dalam doa-doa yang
dialamatkan pada Tuhan
engkau lantunkan nama kami melalui
bibir basah yang semakin mendesah
dan, doa-pun dikabulkan
lalu, engkau berrumah di hati kami
sampai detik ini, tanggal ini, bulan ini, dan tahun ini
petuah yang ruah dulu engkau suguhkan
terukir dalam ingatan yang takan hilang
mengakar dalam neuron-neuron yang
merasuk hati
Engkau pun laksana pohon yang
mengukirkan sejarah
dengan lingkar yang mengakar dalam
kepastian dan
engkau sebut kami sebagai ranting
yang tumbuh lalu mengering
tetapi, engkau adalah sebuah pohon yang
abadi. Engkau beri kami daun-daun
yang terpasang untuk
menengadah dalam setiap langkah
Purwokerto, 16 Maret 2014